DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Disperinaker Fasilitasi Pertemuan Peneliti UNAND dan Petani Gambir melalui Sosialisasi Bertema Industrilisasi dan Hilirisasi Gambir Terpurifikasi yang Berorintasi Ekspor

Admin
Senin, 08 Agustus 2022
435 Dibaca
...

Sarilamak- Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Lima Puluh Kota memfasilitasi pertemuan antara peneliti dari Universitas Andalas dengan para petani gambir pada hari Kamis, 4 Agustus 2022 yang diadakan di Aula Kantor Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja. Pertemuan ini diadakan dalam rangka memperkenalkan sebuah program kegiatan pengembangan dan penelitian terhadap komoditas gambir yang dilakukan oleh Universitas Andalas bersama CV. Rasdi & Co. Perlu diketahui, program yang bertajuk Industrialisasi dan Hilirisasi Gambir Terpurifikasi yang Berorientasi Ekspor serta Pemenuhan Industri di Indonesia untuk Obat, Kosmetik, Makanan dan Minuman tersebut adalah Program Matching Fund 2022, yaitu program pendanaan Kemendikbud Ristek yang merupakan program penguatan kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan usaha industri (DUDI).

Sebagai langkah awal, pihak Universitas Andalas melakukan sosialisasi Program Perindustrian Gambir untuk Ekspor, Produksi Obat, Kosmetik, Makanan dan Minuman Kesehatan yang dihadiri oleh 20 orang petani gambir dari 10 kelompok tani yang berasal dari dua kecamatan penghasil gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota, yaitu Kecamatan Harau dan Kecamatan Mungka.

Kegiatan ini dibagi menjadi dua, yaitu sosialisasi tentang produksi gambir beserta produk turunannya dan diskusi tentang permasalahan yang dirasakan oleh petani gambir di lapangan. Sosialisasi yang disampaikan oleh Prof.Dr.apt. Deddi Prima Putra selaku ketua program ini, berisikan tentang kualitas gambir asalan yang perlu diawasi dan ditingkatkan agar petani dan pengolah gambir sama-sama merasakan keuntungan yang lebih nyata. Disebutkan juga, ada banyak sekali produk turunan gambir yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti sabun, shampo, pasta gigi, masker wajah, obat-obatan, serta bisa juga digunakan sebagai bahan dalam industri kimia yaitu sebagai pengawet, zat pewarna, dan lain-lain.

Setelah pemaparan materi sosialisasi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi bersama petani gambir yang dipimpin oleh Prof. Dr. Apt. Amri Bakhtiar, MS, DESS. Pada akhir diskusi, diketahui bahwa ada beberapa permasalahan yang dialami dan harus diselesaikan bersama, yaitu mutu gambir asalan yang tidak standar, petani terikat tengkulak, kepastian pasokan gambir asalan yang sesuai baku mutu untuk industri gambir, harga yang berfluktuasi (tidak stabil), kelompok produksi gambir asalan belum seluruhnya terorganisir dalam suatu badan usaha (sulit membuat kontrak), dan adanya upaya dari oknum tertentu untuk merusak kualitas gambir.

Melalui program matching fund ini, petani akan dibina selama 6 bulan untuk mendapatkan kualitas bahan baku (gambir asalan) yang lebih baik lagi dan memenuhi standar mutu bahan baku untuk berbagai macam industri turunan gambir.

Berita terkait
share Bagikan berita
facebook Facebook
whatsapp Whatsapp
twitter Twitter
`

Feedback